Rabu, 22 Oktober 2008

Ketika Cinta Terurai Menjadi Perbuatan

Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua. Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu.

Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.

Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi."

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa.

Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan
adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."

Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...

Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata... Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.

Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati di sini adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu.

Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.
Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.

Jika kita memiliki kesempatan utk menjadi seseorang yg LUAR BIASA ,
Kenapa kita memilih utk menjadi biasa-biasa saja? Bukankah hidup ini hanya
sekali saja? Pastikan diri kita BERGUNA untuk orang banyak."

Senin, 20 Oktober 2008

JANGAN MELIHAT KE BELAKANG

Niccolo Paganini, seorang pemain biola yang terkenal di
abad 19, memainkan konser untuk para pemujanya yang memenuhi
ruangan. Dia bermain biola dengan diiringi orkestra penuh.

Tiba-tiba salah satu senar biolanya putus. Keringat dingin
mulai membasahi dahinya tapi dia meneruskan memainkan
lagunya. Kejadian yang sangat mengejutkan senar biolanya yang
lain pun putus satu persatu hanya meninggalkan satu senar, tetapi
dia tetap main. Ketika para penonton melihat dia hanya
memiliki satu senar dan tetap bermain, mereka berdiri dan
berteriak,"Hebat, hebat."

Setelah tepuk tangan riuh memujanya, Paganini menyuruh
mereka untuk duduk. Mereka menyadari tidak mungkin dia dapat
bermain dengan satu senar. Paganini memberi hormat pada para
penonton dan memberi isyarat pada dirigen orkestra untuk meneruskan
bagian akhir dari lagunya itu.

Dengan mata berbinar dia berteriak, "Peganini dengan satu
senar" Dia menaruh biolanya di dagunya dan memulai memainkan
bagian akhir dari lagunya tersebut dengan indahnya. Penonton
sangat terkejut dan kagum pada kejadian ini.

Renungan :

Hidup kita dipenuhi oleh persoalan, kekuatiran, kekecewaan
dan semua hal yang tidak baik. Secara jujur, kita seringkali
mencurahkan terlalu banyak waktu mengkonsentrasikan pada
senar kita yang putus dan segala sesuatu yang kita tidak dapat
ubah.

Apakah anda masih memikirkan senar-senar Anda yang putus
dalam hidup Anda? Apakah senar terakhir nadanya tidak indah
lagi?
Jika demikian, janganlah melihat ke belakang, majulah
terus, mainkan senar satu-satunya itu. Mainkanlah itu dengan
indahnya.

Minggu, 19 Oktober 2008

Sepotong cinta dalam diam

Kau pasti tahu sakitnya cinta yang tak terkatakan

Cinta yang mampu di dekap dalam bungkam

Kata orang bahkan diam berbicara

Tapi,,menurutku,hal itu tidak berlaku dalam cinta

Sebab cinta harus di ekspresikan dan pantang di bawa diam

Sebab cinta harus dinyatakan,lalu di buktikan dengan sikap

Begitu seharusnya cinta

Hari-hariku adalah penantian

Perasan gelisah yang kupikir tidak mungkin ada

Menjadi realitas yang harus ku hadapi

Dulu,aku memang menghindar dari perasaan itu

Jatuh cinta,untuk apa?

Aku orang miskin yang harus menyelesaikan sekolah

Dan juga seabrek tanggung jawab

Sebab ayahku,salah satu lelaki yang ku hormati

Telah lama di tinggal ibu

Aku tumbuh menjadi seorang lelaki

Hidupku bagiku merupakan perjungan keras tanpa batas

Tak jarang aku seperti kapal kecil yang berjalan tanpa rasi bintang

Terapung-apung,sesekali membentur karang

Namun,meliahatmu pertama kali di mesjid sore itu

Hatiku begitu saja berbicara

Kau adalah perempuanku,takdirku!

Untuk pertama kali hidup tak sekedar mengalir

Sebab,kini,aku punya cita-cita

Siapa yang bisa memilih cinta,siapa yang bisa memutusakan cinta harus hadir

Dan kepada siapa cinta harus tumbuh

Sebab cinta adalah anugrah

Rahasianya yang unik dan barangkali tak selalu bias di jelaskan

Aku mencintaimu,perempuan.

Tanpa keraguan,dan dengan keyakinan penuh,aku menjatuhkan pilihan

Dan aku bukan lelaki yang gampang menentukan pilihan

Aku adalah lelaki yang memilih

Dan sekaligus menerima resiko atas pilihan yang ku buat

Tak ada kata mundur

Mereka bilang mustahil,barangkali ada benarnya

Tapi,bukankah Tuhan adalah tampat bagi semua kemustahilan?

Itulah kenapa,dalam iman yang tak seberapa

Selama delapan tahun ini telah ku sandarkan jawaban do’a padanya

Cita-cita untuk bisa menjadi tua bersamamu

Adapun penantian panjang yang kulalui

Biarlah menjadi bagian sejarahbetapapun sakit dan membuatku tesiksa

Memandangmu dalam realita memang perih

Luka di atas luka tersiram cuka

Aku melihatmu hari ini,indah seperti biasa

Kau menggunakan baju rok n blus bermotif pink da biru

Dua warna yang menjadi favoritmu

Sebelas tahun berlalu,perempuan

kau tetap satu-satunya perempuan yang membuatku sabar dan rajin berdoa

waktu memang telah berlalu sangat cepat tanpa bisa di cegah

harus ku akui itu sama sekali tidak mengurangi keindahan perempuanku

satu wajah daun sirih yang hitam manis,tawa cerahmu,dan sorot mata keibuan

ketika di tempat-tempat lain ketulusan tetap menguap

dan sulit di temukan,aku pun datang,kepadamu

sebab pada wajah sederhana namun indah milikmu

kunikmati ketulusan melimpah

maka,dalam diam harapan kujahit

suatu hari aku akan di sisimu,saat matahari terbit

semoga kau bisa melihat perubahan yang telah ku buat dalam hidup

beberpa cerpen telah ku tulis sebagian ada yang telah ku bukukan

terima kasih telah menjadi sumber abadi inspirasiku

semoga kau tidak keberatan

selalu ku tulis inisial namamu di setiap tulisan

dengan cara itu aku terus berusaha bersamamu

menjaga cit-cita juga kesetiaan

aku tidak menyakahkan jika tak ada yang percaya

bagaimana aku sebagai lelaki yang memiliki kebutuhan

bisa tetap sendiri dan tidak tergoda macam-macam

kesalahan mereka adalah,mengira aku sendiri

mereka tidak memahami wajahmu yang menyapaku setip pagi di komputerku

mereka tidak melihat fotomu yang tersely di dompetku

meski lusuh dan berukuran sangat kecil

maafkan aku mengambilnya tanpa meminta

tapi foto itu telah memberiku energi

mereka juga tidak tahu sosokmu yang terlukis di dalam hati

dan tak pernah pudar,meski belasan tahun berlalu

dari jauh,ku lihat kau bahagia dengan kehidupanmu

itu membuatku senang,meski di satu sisi menorehkan luka

bukankah cinta harus bahagia atas kebahagiaan yang di cintai

dan tidak membiarjan di rusak ego semata?

Kau tidak tahu betapa sulitnya untuk tetap dalam ketulusan

Untuk tidak mengirim surat-surat ini padamu sampai waktunya tiba

Untuk menyimpan cinta dalam diam

Dan melewati hari dengan hati teriris-iris oleh rindu,cinta cemburu.

Pernah aku menangis dan ingin menyerah atas cinta yang dia pilihkan untukku

Tapi,perempuanku juga keajaiban yang di kirimkan Tuhan.

Untuk anugrah sebesar itu aku hanya perlu bersabar

Akuharap surat ini sampai padamu

Sekaligus ku kirimkam surat-surat sebelumnya yang tak pernah ku kirim

Hanya dua alasan yang membuatku mengirimkan surat ini besert bingkisan yang telah ku siapkan sejak delapan tahun lalu dan selalu ku simpan dengan baik

Sejak aku mengenalmu telah ku tekadkan untuk menyerahkan semua ungkapan prasaan dan bukti kesungguhanku padamu jika masanya tiba.

Jika Allah memberi pertanda dan membuang satu kemusthilan

sehingga aku bisa bersamamu.

Kedua,jika aku merasa waktuku akan tibatak lama lagi.

Tiga tahun ini,kesehatanku memang kurang baik.

Mungkin pengaruh masa muda dulu.

Satu-satunya yang kusesali adalah itu tak bisa membuatku mengejar wjahmu,dan menikmati keindahan dan ketulusan.

Hal yang dulu selalu ku lakukan,memandang dari jauh dari depan rumah dimana daun-daun nusaindah terserak.melihatmu bicara

dan tertawa membuatku merasa hidup

barangkali memang harus begini ketentuan Allah

bahwa selamanya aku bisa memilikimu dalam angan,harapan,dan impian

tak pernah ku sesali pilihan yang ku buat

sebab,bisa memiliki harapan untuk bersamamu lebih dari cukup bagiku

sebab,seperti yang pernah ku katakana sebelumnya,

aku tak pernah punya cita-cita

dan perempuanku yang memberiku cita-cita itu

aku mencintaimu,teramat sangat

pada batas terdalam cinta yang mungkin di rasakan seseorang

dan telah ju buktikan semampuku

delapan belas tahun meneropong kebahagiaanmu

melihat anak-anakmu tumbuh besar,memberiku rasa aman

sebab kini aku tahu sekalipun aku tak ada,

mereka akn menjadi perisai dan yang baik bagimu

bingkisan ini harus ku sampaikan kepadamu

bagian dari harapan indah yang ku bangun

SOME ONE WHO LOVES U

1. Seseorang yg mencintai kamu, tidak bisa memberikan alasan mengapa ia mencintaimu. Dia hanya tau, dimata dia, kamulah satu-satunya.

2. Seseorang yg mencintai kamu, sebenarnya selalu membuatmu marah/gila/jengkel/stres. Tp ia tdk pernah tau hal bodoh apa yg sudah ia lakukan, karna semua yg ia lakukan adalah utk kebaikanmu.

3. Seseorang yg mencintai kamu, jarang memujimu, tetapi di dlm hatinya kamu adalah yg terbaik, hanya ia yg tau.

4. Seseorang yg mencintai kamu, akan marah-marah atau mengeluh jika kamu tdk membalas pesannya atau telp nya, karna ia peduli dan ia tdk ingin sesuatu terjadi ke kamu.

5. Seseorang yg mencintai kamu, hanya menjatuhkan airmatanya di hadapanmu. Ketika kamu mencoba utk menghapus air matanya, kamu telah menyentuh hatinya, dimana hatinya selalu berdegup/berdenyut/bergetar utk kamu.

6. Seseorang yg mencintai kamu, akan mengingat setiap kata yg kamu ucapkan,bahkan yg tdk sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata2 itu tepat waktunya.

7. Seseorang yg mencintai kamu, tdk akan memberikan janji apapun dgn mudah, karena ia tdk mau mengingkari janjinya. Ia ingin kamu utk mempercayainya dan ia ingin memberikan hidup yg paling bahagia dan aman selama lamanya.

8. Seseorang yg mencintai kamu, mungkin tdk bisa mengingat kejadian / kesempatan istimewa, seperti perayaan hari ulang tahunmu, tp ia tau bhw setiap detik yg ia lalui, ia mencintai kamu, tdk peduli hari apakah hari ini.

9. Seseorang yg mencintai kamu, tdk mau berkata Aku mencintaimu dgn mudah, karna segalanya yg ia lakukan utk kamu adalah utk menunjukkan bhw ia siap mencintaimu, tetapi hanya ia yg akan mengatakan kata I Love You pada situasi yg spesial, karna ia tdk mau kamu salah mengerti, dia mau kamu mengetahui bhw ia mencintai dirimu. Seseorang yg benar2 mencintai kamu, akan merasa bhw sesuatu harus dikatakan sekali saja krn ia berpikir bhw kamu telah mengerti dengan sendirinya. Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa bhw tdk ada yg akan membuatnya bahagia/tersenyum.

10.Seseorang yg mencintai kamu, akan pergi ke airport utk menjemput kamu,dia tdk akan membawa seikat mawar dan memanggilmu sayang seperti yg kamu harapkan. Tetapi, ia akan membawakan kopermu dan menanyakan: “Mengapa kamu menjadi lebih kurus dalam waktu 2 hari?” dengan hatinya yg tulus. Seseorang yg mencintai kamu, tdk tahu apakah ia harus menelponmu ketika kamu marah, tetapi ia akan mengirimkan pesan setelah bbrp jam. Jika kamu menanyakan: mengapa ia telat menelepon, ia akan berkata: Ketika kamu marah, penjelasan dari dirinya semua hanyalah sampah. Tetapi, ketika kamu sudah tenang,penjelasannya baru akan benar2 bekerja/manjur/berguna.

12.Seseorang yg mencintaimu, akan selalu menyimpan semua benda yg telah kamu berikan, bahkan kertas kecil bertuliskan ‘ I LOVE U ‘ ada di dalam dompetnya dan Seseorang yg mencintaimu, jarang mengatakan kata2 manis. Tp kamu tau, ‘kecupannya’ sudah menyalurkan semua……

13.Seseorang yang mencintai kamu, akan selalu berusaha membuatmu tersenyum dan tertawa walau terkadang caranya membingungkanmu..

14.Seseorang yang mencintaimu akan membalut hatimu yang pernah terluka dan menjaganya dengan setulus hati agar tidak terluka lagi…dan ia akan memberikanmu yang terbaik walau harus menyakiti hatinya sendiri.

15.Seseorang yang mencintaimu…akan rela melepaskanmu pergi bila bersamanya kamu tidak bahagia…dan ia akan ikut bahagia walau mengatakan kata I Love You pada situasi yg spesial. Karena ia tdk mau kamu salah mengerti, dia mau kamu mengetahui bhw ia mencintai dirimu.

Seseorang yg benar2 mencintai kamu, akan merasa bhw sesuatu harus dikatakan sekali saja krn ia berpikir bhw kamu telah mengerti dirinya. Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa bhw tdk ada yg akan membuatnya bahagia/tersenyum.

Pernahkah kamu mencintai seperti itu ????

Cinta

Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo’akannya walaupun dia tidak berada di sisi kita.

Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah Cinta …

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba.
Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan di benakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Seandainya kamu ingin mencintai atau memiliki hati seorang gadis, ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadangkala kamu mencium harum mawar tersebut, tetapi kadangkala kamu terasa bisa duri mawar itu menusuk jari.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehingga kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi.

Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya.
Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati.

Hati-hati dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta PALSU.

Kemungkinan apa yang kamu sayangi atau cintai tersimpan keburukan di dalamnya dan kemungkinan apa yang kamu benci tersimpan kebaikan di dalamnya.

Cinta kepada harta artinya bakhil, cinta kepada perempuan artinya alam, cinta kepada diri artinya bijaksana, cinta kepada mati artinya hidup dan cinta kepada Tuhan artinya Takwa.

Lemparkan seorang yang bahagia dalam bercinta ke dalam laut, pasti ia akan membawa seekor ikan. Lemparkan pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam gudang roti, pasti ia akan mati kelaparan.

Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam, tetapi tidak mempunyai perasaan cinta dan kasih, dirimu tak ubah seperti gong yang bergaung atau sekedar canang yang gemericing.

Cinta adalah keabadian … dan kenangan adalah hal terindah yang pernah dimiliki.

Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai cinta karena cinta bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh kasat mata, sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya cinta.

Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan didalam dirinya.

Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.

Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.

Jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan, lebih baik cinta itu tak pernah hadir.

Menangkap kebahagiaan

Tidak ada kebahagiaan abadi.

Bayangkan suatu saat Anda berhasil mendapatkan bea siswa ke luar negeri setelah empat kali mencoba, senang? Pasti, mungkin Anda akan berteriak girang dan ingin semua orang tahu, tapi yakinlah itu tidak akan terus terjadi, satu atau mungkin dua minggu kemudian perasaan Anda akan kembali seperti sedia kala, masa euforia berakhir juga.

Pendapatan penduduk Amerika kini dua kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 1957, tapi apakah tidak ada orang depresi? Tidak juga, bahkan krisis moneter di Indonesia tidak selamanya membuat kita melipat wajah kan? Maka Meyers menyarankan untuk tidak perlu merasa iri pada kekayaan, karena menurutnya,

“happiness is less a matter of getting what we want than wanting what we have.”

Nikmati tiap detiknya…….

Hampir setiap orang berlomba untuk menyiapkan masa depan sebaik-baiknya, bahkan di kota metropolitan ini matahari seringkali `kalah’, mungkin Anda salah satu yang sering berlari sebelum mentari muncul dan kembali ke rumah saat mentari terlelap.
Sadarkah bahwa kita seakan-akan tidak hidup di masa kini tapi berharap untuk hidup seperti juga mempersiapkan kebahagiaan, bukankah tidak seharusnya selalu begitu?

Kebahagiaan tidak berada nun jauh di sana, coba sejenak tengok bunga mawar di taman depan, atau senyum si kecil yang mengusik Anda kala menyiapkan presentasi, sudahkah Anda merasakannya?

Kendalikan waktu

Salah satu cara agar lebih merasa berkuasa adalah dengan mengendalikan waktu Anda. Psikolog dari Universitas Oxford, Michael Argyle mengatakan,

“For happy people, time is `filled and planned’,
For unhappy people time is unfilled, open and uncommitted;
they postpone things and are inefficient.”

Agar efektif lakukan rencana besar dalam rencana-rencana kecil. Menyusun laporan dalam satu malam mungkin bisa Anda kerjakan tapi pasti lebih membuat lelah, akan lebih ringan jika Anda telah menyiapkan bahan-bahan untuk laporan tiga-empat hari sebelumnya.

Berlaku bahagialah

Bisa juga mencoba salah satu prinsip dalam psikologi sosial:

We are as likely to act ourselves into a way of thinking as to think ourselves into action.

Dalam satu eksperimen, orang yang berpura-pura memiliki percaya diri tinggi ternyata dapat merasa lebih baik, bahkan saat mencoba ekspresi tersenyum.

Manfaatkan waktu luang

Adakalanya seseorang merasa tertekan dan stres, di saat lain bisa juga merasa bosan dan tidak bersemangat (underchallanged), di antara keduanya ada zona yang disebut `flow’ (mengalir) oleh Mihaly Csikszentmihalyi, psikolog dari Universitas Chicago. Pada zona ini seseorang merasa tertantang namun tidak terlalu cocok sehingga ia `tersedot’ dan tanpa sadar kehilangan waktunya.

Csikszentmihalyi melihat orang menemukan pengalaman menyenangkan dalam zona ini, dan bisa memperpanjang waktu luang. Ironisnya lebih banyak waktu luang yang tersedia untuk begitu saja mengalir. Orang lebih suka menghabiskan waktu di depan layar tv dan biasanya tidak mendapatkan sesuatu yang berguna. Padahal ada banyak yang bisa dilakukan seperti merapikan taman, mengundang teman, main bola dengan si kecil, jalan-jalan sejenak dengan keluarga atau menulis surat pada sahabat lama maka Anda akan lebih mendapatkan kesenangan

Olah raga

Beberapa studi menunjukkan aerobik dapat mencegah depresi ringan dan kecemasan. Pilihan olah raga bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing orang, sebab dalam satu survai dilaporkan jika kondisi fisik membaik, orang akan cenderung lebih percaya diri, tidak stres dan
lebih bersemangat.

Cukup istirahat

Resep utama untuk berenergi, salah satunya dengan menjalani hidup dengan tersenyum, karena itu sisihkan waktu untuk tidur dan istirahat yang cukup agar bangun dalam kondisi bugar dan semangat

Jalin persahabatan

Tidak ada yang dapat menangkal ketidakbahagiaan dari pada persahabatan yang erat dengan seorang yang benar-benar memperhatikan dan menyayangi Anda. Mereka yang memiliki banyak teman dekat untuk berbagi, bercerita cenderung lebih berbahagia dan sehat.
Karenanya Meyers menyarankan bagi yang telah menikah untuk lebih menetapkan hati dan berikan yang terbaik bagi pasangan, dukung dan berbagi dalam cinta maka Anda berdua akan merasa lebih muda

Menjaga rohani

Faith doesn’t promise immunity from suffering, but it does enable a streghthened walk through valleys of darkness.

Semua yang terjadi adalah kehendak-Nya, menjalin hubungan yang erat dengan sang pencipta
merupakan sandaran yang menjanjikan, seperti juga dikatakan Meyers di atas bahwa keyakinan tidak berarti Anda bebas dari derita namun keyakinan akan menolong melewati semua itu.

* taken from Psychology Today, Meyers*

Smile.., and the world will smile for you….

Kasih Ibu

“Bisa saya melihat bayi saya?” pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.
Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi.

Anak lelaki itu terisak-isak berkata, “Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh.” Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, “Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?” Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. “Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya,” kata dokter. Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka.

Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, “Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia,” kata sang ayah.
Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.

Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, “Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya.”
Ayahnya menjawab, “Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu.”Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, “Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini.”

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. “Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya,” bisik sang ayah. “Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?”

Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

kamulah cintaku sampai mati

Pagi itu aku bergosip ria dipelataran SMP dengan teman-temanku yah hitung-hitung menunggu bel tanda masuk, aku baru masuk kelas satu smp dan aku adalah siswa terpendek diangkatanku tinggiku hanya 158 cm. disela-sela obrolan itu salah seorang temanku mulai berbicara tentang cewe, “gila kita kan baru kelas satu, ko ngomongin cewe sih” runtukku dalam hati.

” hayo sapa yang dah punya tipe cewe ideal?” celetuk temanku itu, satu persatu semua teman-temanku menjawab sampai tibalah pada giliran ku.

” nah giliran lo fad, tipe cewe lo gimana?”tanya temanku aku pun menjawab sekenanya ” Hhhmm, yang kaya camay dah pokonya gue banget tuh”

“wew itu kan cuma ada di film mana ada yang kaya gitu fad?”, celetuk temanku

aku hanya tersenyum kecil “ya memang ga akan ada” jawab ku dalam hati.

camay adalah tokoh dalam salah satu pemain film thailand dia tuh centil, berambut sebahu dan berwarna pirang sedangkan kulitnya kuning langsat jujur sih aku suka sama tipe cewe kaya camay soalnya menurut aku sih cewe kaya dia tuh unik banget.

” Eh bentar, kayanya ada dech ce yang tipenya kaya camay” celetuk temanku tiba-tiba

Setengah tak percaya aku pun menjawab ” serius lo?? mana ada ce kaya gitu”,

” klo ga salah ada fad, dia anak kelas 1 D ” jawab dia secepat kilat.

karena penasaran aku pun mencoba mencari cewe yang dimaksud, kutelusuri lorong kelas menuju kelas 1 D. Seakan-akan tak percaya disana aku melihat salah satu cewe yang tipenya hampir sama persis dengan apa yang ku bayangkan. sejak saat itu bayangan wajah ce itu pun slalu menghantui hari-hariku yang sampai akhirnya aku tahu bahwa nama cewe itu adalah DIAN…

” Akh….aku harus coba nembak dia nih….(hening sejenak), tapi aku kan masih kelas satu SMP baru amsuk lagi, apa pantes??” celotehku dalam hati.

” tapi…..akhhhhhh harus aku coba klo ga aku bisa mati penasaran nih” , batinku bergejolak akhirnya aku putuskan besok aku harus nembak dia.

esoknya aku pun bersiap-siap, aku sengaja menunggu dia didepan pintu kelas 1 D. ” Aha, itu dia” jeritku, Tapi deg..deg..deg

“kenapa hatiku deg-dekan gini yah” batinku, tapi nasi sudah menjadi bubur, klo kata orang dah kepalang basah lanjut aja dah.

” haiii, Dian yah” tanyaku

“lho koq tau nama gue sih?” tanya dia terkejut

” Oh iya blom kenalan yah, sori-sori sok kenal banget gue, hehe” jawabku jadi serba salah, mungkin klo kulit aku putih pasti udah kaya udang rebus.

akhirnya kamipun berkenalan setelah perkenalan singkat aku pun memberanikan diri nembak dia.

” Ehhhmmm BTW lo dah punya cowo blom yan”, tanyaku berapi-api.

” blom, emang kenapa??” jawab dia polos.

” Gpp sih malahan bagus ” balasku

” ko bagus sih?? ” tanya dia heran

” ya bagus, berarti gue ada kesempatan donk buat jadi cowo lo? ” jawab ku pede.

“…………” (hening)

dan dia pun pergi ninggalin gue gitu aja tanpa permisi, ternyata temen-temen gue ada yang ngeliat pertunjukan tadi dan kontan semua tertawa terbahak-bahak, antara bingung dan kesel aku pun mendekati mereka.

” kenapa lo pada ketawa, seneng lo yah liat temen susah” cerocos gue kesel.

” Nah lo bego, kenal aja baru dah langsung maen tembak aja, ya jelas lah tuh cewe ngacir…Hhaa ” jawab teman ku kompak.

wew, bener juga kata temen-temenku, bego banget sih akudan akhirnya aku pun ikutan ketawa, yah ikutan ngetawain kebodohan ku sendiri.

Tapi dari saat itu aku yakinkan dalam hatiku kalo penambakan itu ga akan berhenti sampe situ aku akan terus berjuang karena dia adalah cinta pertama gue.

5 tahun kemudian

waktu terasa sangat cepat berlalu, aku kini sudah lulus SMA ga kerasa sudah waktunya aku buat kuliah sudah banyak pengalaman hidup yang aku dapatkan selama 5 tahun ini, mulai dari yang baik-baik sampai yang terburuk tapi satu yang masih tetap dan ga akan pernah berubah yaitu cinta aku yang hilang entah kemana. Yah cinta yang aku sematkan untuk seorang cewe yang bernama DIAN itu ternyata masih belum bisa hilang, padahal sudah 4 kali penolakan aku dapatkan dari dia, depresi tentu sudah pasti tapi aku terus berupaya agar dia bisa jadi milikku. Tapi dimana dia sekarang, aku tak tahu yang aku tahu dia sekarang ada di jakarta tinggal bersama ayahnya.

Entah emang karena Tuhan sayang padaku, tanpa diduga tiba-tiba suatu hari dia telepon ke rumahku, dia ngabarin klo dia akan pulang ke bandung pas lebaran nanti. tanpa aku sia-siakan moment itu aku jadikan moment penembakan aku yang kelima.

” Yan, kebeneran lo mo ke bandung n’ terus terang gue masih penasaran ma lo, gue masih sayang lagi yan ma lo” cetus ku begitu saja.

” sumpah lo fad..!! itu kan dah lama banget, gue ga nyangka klo lo ternyata masih suka ma gue” jawab dia shock

” ya serius lah, masa gue boong sih” jawab gue singkat padat dan tak berisi.

” Hhmm, kayanya gue ga bisa jawab sekarang dech, gimana klo ntar aja pas di bandung” jawabnya pasti.

Wuih aku ga sabar lagi mo cepet-cepet lebaran padahal waktu itu ramadhan baru jalan 5 hari ( lama banget penantian ku ) tapi ga apa-apa gue tunggu dah mudah-mudahan jawabannya bagus dan bikin aku seneng.

tapi entah kenapa menjelang detik-detik kedatangan dia aku jadi ragu, bisa saja dia nolak aku lagi trus aku harus gimana??, masa sih harus ditolak lagi.

==========+++++++==========

hari H itu pun tiba dan aku pun diundang ke rumah dia malam itu, katanya sih ada acara bakar ikan ma temen-temen SMP dulu.

aku pun bersiap-siap tapi hati ini yang ga siap entah kenapa hati ini serba ga enak, tapi masa sih aku harus mundur. “ngga!!! ga mungkin aku mundur!!!” aku terus menyemangati hatiku agar ga cepet nyerah.

Akhirnya akupun tiba dirumahnya yang sudah ramai dengan kedatangan temen-temen SMP ku. Tanpa basa-basi aku langsung menghampiri dia.

” Yan, kayanya perkataan gue yang ditelpon itu ga usah di bahas dan ga usah di jawab yah” pinta ku

” lho emang kenapa??” tanya dia aneh

” ga, ga kenapa-napa gue rasa gue dah tau jawabannya” balasku

yah aku nyerah, aku ga mau sakit lagi dengan memcoba memaksakan jawaban darinya, lebih baik aku menyerah kalah.

aku sudah ga enjoy lagi berkumpul dengan temen-temen ku dan tanpa menunggu lama aku pun pamitan denga mereka.

” lho ko balik sih Fad?? ga asik lo akh” celetuk teman ku

dan aku hanya menjawab dengan senyuman kecut.

” Fad, lo beneran ga pengen tau jawaban gue??” tanya dia

” Ehm ga dech Yan, ntar aja dijawabnya di telepon aja” sahutku seraya menarik gas motorku dan akupun berlalu dalan kegundahan hati yang mendalam hingga tanpa ku sadari aku melewati perlintasan kereta api yang tertutup dan dalah hitungan detik sebuah kereta dengan kecepatan tinggi

Saat-Saat Indah

Terkadang ada saat-saat dalam hidup
ketika engkau merindukan seseorang
begitu dalam, hingga engkau ingin mengambilnya
dari angan-anganmu,
lalu memeluknya erat-erat!

Ketika pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka;
tetapi, seringkali kita memandang terlalu
lama pada pintu yang tertutup hingga kita tidak
melihat pintu yang lain yang telah terbuka bagi kita.

Jangan percaya penglihatan; penglihatan dapat menipu.
Jangan percaya kekayaan; kekayaan dapat sirna.
Percayalah pada dia yang dapat membuatmu tersenyum,

sebab hanya senyumlah yang dibutuhkan
untuk mengubah hari gelap menjadi terang.

Carilah dia, yang membuat hatimu tersenyum.
Angankan apa yang engkau ingin angankan;
pergilah kemana engkau ingin pergi;
jadilah seperti yang engkau kehendaki,
sebab hidup hanya satu kali dan
engkau hanya memiliki satu kesempatan
untuk melakukan segala hal yang engkau
ingin lakukan.

Semoga engkau punya cukup kebahagiaan
untuk membuatmu tersenyum,
cukup pencobaan untuk membuatmu kuat,
cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi,
dan cukup pengharapan untuk
menjadikanmu bahagia.
Mereka yang paling berbahagia tidaklah
harus memiliki yang terbaik dari segala sesuatu;
mereka hanya mengoptimalkan
segala sesuatu yang datang dalam
perjalanan hidup mereka.

Masa depan yang paling gemilang akan selalu
dapat diraih dengan melupakan masa lalu
yang kelabu;
engkau tidak akan dapat maju dalam hidup
hingga engkau melepaskan segala kegagalan dan sakit hatimu.

Ketika engkau dilahirkan, engkau menangis
sementara semua orang di sekelilingmu tersenyum.
Jalani hidupmu sedemikian rupa,
hingga
pada akhirnya engkaulah satu-satunya yang
tersenyum sementara semua orang di sekelilingmu menangis.

5 Buah Pelajaran Berharga

1. Pelajaran Penting ke-1

Pada bulan ke-2 diawal kuliah saya, seorang Profesor memberikan quiz mendadak pada kami. Karena kebetulan cukup menyimak semua kuliah-kuliahnya, saya cukup cepat menyelesaikan soal-soal quiz, sampai pada soal yang terakhir. Isi Soal terakhir ini adalah : Siapa nama depan wanita yang menjadi petugas pembersih sekolah?. Saya yakin soal ini cuma "bercanda". Saya sering melihat perempuan ini. Tinggi,berambut gelap dan berusia sekitar 50-an, tapi bagaimana saya tahu nama depannya...? Saya kumpulkan saja kertas ujian saya, tentu saja dengan jawaban soal terakhir kosong. Sebelum kelas usai, seorang rekan bertanya pada Profesor itu, mengenai soal terakhir akan "dihitung" atau tidak.
"Tentu Saja Dihitung !!" kata si Profesor. "Pada perjalanan karirmu, kamu akan ketemu banyak orang. Semuanya penting!. Semua harus kamu perhatikan dan pelihara, walaupun itu cuma dengan sepotong senyuman, atau sekilas "hallo"!" Saya selalu ingat pelajaran itu. Saya kemudian
tahu, bahwa nama depan ibu pembersih sekolah adalah "Dorothy".

2. Pelajaran Penting ke-2 Penumpang yang Kehujanan

Malam itu, pukul setengah dua belas malam. Seorang wanita negro rapi yang sudah berumur, sedang berdiri di tepi jalan tol Alabama. Ia nampak mencoba bertahan dalam hujan yang sangat deras, yang hampir seperti badai. Mobilnya kelihatannya lagi rusak, dan perempuan ini
sangat ingin menumpang mobil. Dalam keadaan basah kuyup, ia mencoba menghentikan setiap mobil yang lewat. Mobil berikutnya dikendarai oleh seorang pemuda bule, dia berhenti untuk menolong ibu ini. Kelihatannya si bule ini tidak paham akan konflik etnis tahun 1960-an, yaitu pada saat itu. Pemuda ini akhirnya membawa si ibu negro selamat hingga suatu tempat, untuk menda patkan pertolongan, lalu mencarikan si ibu ini taksi. Walaupun terlihat sangat tergesa-gesa, si ibu tadi bertanya tentang alamat si pemuda itu, menulisnya, lalu mengucapkan terima kasih pada si pemuda. 7 hari berlalu, dan tiba-tiba pintu rumah pemuda bule ini diketuk Seseorang. Kejutan baginya, karena yang datang ternyata kiriman sebuah televisi set besar berwarna (1960-an !) khusus dikirim kerumahnya.Terselip surat kecil tertempel di televisi, yang isinya adalah : " Terima kasih nak, karena membantuku di jalan Tol malam itu. Hujan tidak hanya membasahi bajuku, tetapi juga jiwaku. Untung saja anda datang dan menolong saya. Karena pertolongan anda, saya masih sempat untuk hadir disisi suamiku yang sedang sekarat hingga wafatnya. Tuhan memberkati anda, karena membantu saya dan tidak mementingkan dirimu pada saat itu." Tertanda Ny.Nat King Cole.
Catatan : Nat King Cole, adalah penyanyi negro tenar thn. 60-an di USA

3. Pelajaran penting ke-3 : Selalulah perhatikan dan ingat, pada semua yang anda layani.

Di zaman eskrim khusus (ice cream sundae) masih murah, seorang anak laki-laki umur 10-an tahun masuk ke Coffee Shop Hotel, dan duduk di meja. Seorang pelayan wanita menghampiri, dan memberikan air putih di hadapannya. Anak ini kemudian bertanya "Berapa ya,... harga satu ice cream sundae?" katanya. "50 sen..." balas si pelayan. Si anak kemudian mengeluarkan isi sakunya dan menghitung dan mempelajari koin-koin di kantongnya.... "Wah... Kalau ice cream yang biasa saja berapa?" katanya lagi. Tetapi kali ini orang-orang yang duduk di meja-meja lain sudah mulai banyak... dan pelayan ini mulai tidak sabar. "35 sen" kata si pelayan sambil uring-uringan. Anak ini mulai menghitungi dan mempelajari lagi koin-koin yang tadi dikantongnya. "Bu... saya pesen yang ice cream biasa saja ya..." ujarnya. Sang pelayan kemudian membawa ice cream tersebut, meletakkan kertas kuitansi di atas meja dan terus melengos berjalan. Si anak ini kemudian makan ice-cream, bayar di kasir, dan pergi. Ketika si Pelayan wanita ini kembali untuk membersihkan meja si anak kecil tadi, dia mulai menangis terharu. Rapi tersusun disamping piring kecilnya yang kosong, ada 2 buah koin 10-sen dan 5 buah koin 1-sen. Anda bisa lihat... anak kecil ini tidak bisa pesan Ice-cream Sundae, karena tidak memiliki cukup untuk memberi sangpelayan uang tip yang "layak"......

4. Pelajaran penting ke-4 - Penghalang di Jalan Kita

Zaman dahulu kala, tersebutlah seorang Raja, yang menempatkan sebuah batu besar di tengah-tengah jalan. Raja tersebut kemudian bersembunyi, untuk melihat apakah ada yang mau menyingkirkan batu itu dari jalan. Beberapa pedagang terkaya yang menjadi rekanan raja tiba ditempat, untuk berjalan melingkari batu besar tersebut. Banyak juga yang datang, kemudian memaki-maki sang Raja, karena tidak membersihkan jalan dari rintangan.Tetapi tidak ada satupun yang mau melancarkan jalan dengan menyingkirkan batu itu. Kemudian datanglah seorang petani, yang menggendong banyak sekali sayur mayur. Ketika semakin
dekat, petani ini kemudian meletakkan dahulu bebannya, dan mencoba memindahkan batu itu kepinggir jalan. Setelah banyak mendorong dan mendorong, akhirnya ia berhasil menyingkirkan batu besar itu. Ketika si petani ingin mengangkat kembali sayurnya, ternyata ditempat batu
tadi ada kantung yang berisi banyak uang emas dan surat Raja. Surat yang mengatakan bahwa emas ini hanya untuk orang yang mau menyingkirkan batu tersebut dari jalan. Petani ini kemudian belajar, satu pelajaran yang kita tidak pernah bisa mengerti. Bahwa pada dalam
setiap rintangan, tersembunyi kesempatan yang bisa dipakai untuk memperbaiki hidup kita.

5. Pelajaran penting ke-5 - Memberi, ketika dibutuhkan.

Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarel awan yang bekerja di sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang gadis kecil yang bernama Liz, seorang penderita satu penyakit serius yang sangat jarang. Kesempatan sembuh, hanya ada pada adiknya, seorang pria kecil
yang berumur 5 tahun, yang secara mujizat sembuh dari penyakit yang sama. Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit itu. Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi lengkap medikal tersebut ke anak kecil ini, dan bertanya apakah ia siap memberikan darahnya kepada kakak perempuannya. Saya melihat si kecil itu ragu-ragu sebentar, sebelum mengambil nafas panjang dan berkata "Baiklah... Saya akan melakukan hal tersebut.... asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku". Mengikuti proses tranfusi darah, si kecil ini berbaring di tempat tidur,disamping kakaknya. Wajah sang kakak mulai memerah, tetapi Wajah si kecil mulai pucat dan senyumnya menghilang.
Si kecil melihat ke dokter itu, dan bertanya dalam suara yang bergetar... katanya "Apakah saya akan langsung mati dokter...?" Rupanya si kecil sedikit salah pengertian. Ia merasa, bahwa ia harus menyerahkan semua darahnya untuk menyelamatkan jiwa kakaknya.
Lihatlah...bukankah pengertian dan sikap adalah segalanya...

Pikirkan sebelum mengeluh

Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali

Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa,
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.

Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.

Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda,
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup

Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat

Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul

Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan

Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan kaki

Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda

Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa...

Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta.
Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan,
Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup !

Life is a gift

Live it...

Enjoy it...

Celebrate it...

And fulfill it.

Cinta Tak Pernah Hilang

Kata orang, lebih baik pernah mencintai dan kehilangan cinta daripada tak pernah mencintai sama sekali.
Kata-kata itu tak akan bisa menghibur Mike Sanders. la baru saja diputuskan pacarnya. Tentu saja si pacarnya itu tidak mengatakan segamblang itu. la berkata, "Aku benar benar menyukaimu, Mike, dan aku ingin kita bisa tetap berteman." Bagus, pikir Mike. Tetap berteman. Kau, aku, dan pacar barumu bisa nonton bersama.

Mike dan Angie sudah pacaran sejak kelas tiga SMP Tapi, pada musim panas ini ia naksir pemuda lain. Sekarang, saat Mike sudah di kelas tiga SMU, ia merasa kesepian. Selama tiga tahun mereka mempunyai teman-teman yang sama dan menghabiskan waktu di tempat nongkrong yang sama. Pergi lagi ke tempat itu tanpa Angie membuatnya merasa-hm, hampa.

Latihan football biasanya bisa membantunya melupakan masalahnya. Para pelatih selalu menyuruh peserta latihan berlari sedemikian rupa sehingga mereka merasa sangat kelelahan dan tak punya waktu lagi untuk memikirkan hal lain. Tapi, belakangan ini, pikiran Mike tidak tercurah pada latihan. Suatu hari ia kena batunya. la tak mampu menangkap lemparan bola yang biasanya mudah baginya, dan ia membiarkan dirinya dijatuhkan lawan yang biasanya tak mampu menjatuhkannya.

Mike tahu bahwa jangan sampai dibentak lebih dari sekali oleh pelatihnya. jadi, ia berusaha keras agar tidak dijatuhkan lawan lagi sampai latihan usai. Saat ia berlari hendak meninggalkan lapangan, ia diminta melapor ke kantor pelatih. "Cewek, keluarga, atau sekolah: yang mana yang meresahkan hatimu, Mike?" tanya pelatihnya.

"Cewek," sahut Mike, "Bagaimana Anda bisa tahu?"

"Sanders, aku sudah menjadi pelatih football sejak sebelum kau lahir. Dan setiap kali ada pemainku yang hebat bermain kacau, pastilah salah satu dari ketiga alasan tadi yang menjadi penyebabnya."

Mike mengangguk. "Maaf, Pak. Aku tidak akan mengulanginya lagi."

Pelatih menepuk bahunya. "Tahun ini tahun yang menentukan bagimu, Mike. Tak ada alasan yang bisa menghalangimu diterima di perguruan tinggi pilihanmu. Tapi, kau harus ingat. Kau harus memusatkan perhatian pada hal-hal yang benar-benar penting. Yang lainnya akan beres dengan sendirinya."

Mike tahu pelatihnya benar. Ia harus merelakan Angie dan meneruskan hidupnya. Tapi ia tetap merasa terluka, dan terkhianati. "Aku merasa sangat geram, Pak. Aku mempercayainya. Aku selalu terbuka padanya. Aku menyerahkan segalanya baginya, tapi apa yang kudapat?"

Si pelatih mengambil selembar kertas dan bolpoin dari laci mejanya. "Itu pertanyaan yang bagus. Apa yang kaudapatkan?" Ia menyerahkan kertas dan bolpoin itu kepada mike dan berkata, "Ingat-ingat waktu yang kaulewatkan bersamanya, dan tuliskan sebanyak mungkin hal yang kaualami bersamanya, yang menyenangkan dan yang tak menyenangkan. Lalu, tuliskan hal-hal yang kaupelajari darinya dan yang ia pelajari dari dirimu. Aku beri waktu satu jam." Pelatih meninggalkan Mike sendirian.

Mike menjatuhkan diri duduk di kursi dan kenangan bersama Angie membanjiri ingatannya. Ia teringat saat pertama kali memberanikan diri untuk mengajaknya berkencan, dan betapa senang hatinya kala Angie bersedia pergi bersamanya. Kalau bukan karena dorongan Angie, Mike tak kan mencoba masuk tim football.

Lalu ia mengingat-ingat pertengkaran mereka. Ia memang tidak ingat semua alasan yang menyebabkan mereka bertengkar. Tapi, ia ingat bagaimana mereka menyelesaikan persoalan diantara mereka. Ia belajar berkomunikasi dan berkompromi. Ia juga ingat bagaimana mereka berbaikan kembali. Dan saat-saat seperti itu sangat disukainya.

Mike teringat saat-saat Angie membuatnya merasa kuat, dibutuhkan, dan istimewa. la menulisi kertas itu dengan pengalaman mereka, liburan, perjalanan bersama keluarga masing-masing, dansa sekolah, dan piknik berdua saja. Sebaris demi sebaris la menuliskan pengalaman mereka berdua, dan ia menyadari bagaimana angie telah membantu membentuk hidupnya. ia akan menjadi pria yang lain tanpa angie.

Ketika pelatih kembali sejam kemudian, mike sudah tak ada di situ. tapi, mike meninggalkan catatan di mejanya. Bunyinya sederhana saja :

Pak,
Terima kasih atas pelajaran yang telah bapak berikan. Saya rasa memang benar kata orang bahwa bagaimanapun juga lebih baik pernah mencintai dan kehilangan cinta. Sampai jumpa di latihan nanti.

Ijinkan Aku Memelukmu

Sarah memilih angkat kaki dari rumah. Bukan benci pada mama dan papanya, meski dia juga yakin jika tengah dipermainkan emosi sesaat. Dia ingin menjernihkan pikiran, jauh dari rumah yang tak lain adalah saoraja, dan yang pasti penghuninya pun harus selalu bertindak sebagaimana layaknya ningrat.

Dia kesal pada mama dan papanya. Ya...kesal. Mungkin itu kata yang tepat untuk saat ini, karena membenci mama dan papanya, sarah tahu itu keterlaluan, ia tahu mama dan papa mencintainya dan dia bangga akan itu, tapi mereka menurutnya sangat terlalu.

"Sarah,kamu harus bisa membawa diri. Ingat nama lengkapmu, Andi Sarah! Seorang ningrat tak bisa di bedakan hanya dengan melihat wajahnya,tapi cara berpakaian,melangkah,dan bertutur!"

Sarah mulai bosan dengan kalimat seperti itu. Gelar ningrat yang di alirkan ke darahnya, seolah fluida beracun yang bisa saja mematikannya, bila dia tak bisa memerankan peran ningrat yang sesungguhnya. Saoraja, tempat tinggalnya, seperti sebuah bangunan yang mengekang kebebasannya.

"Kebebasan seperti apa lagi yang kamu minta?"

Kalimat papanya tadi malem, sempat membuatnya mengurungkan niat untuk pergi dari rumah. Mama dan papanya memang punya toleransi berlebih. Tidak seperti ningrat kebanyakan yang membatasi pergaulan anaknya. Harus sesama ningrat, atau paling tidak dengan anak orang terpandang, apa itu karena orangtuanya yang pejabat,atau orang kaya. Mama dan papanya tidak seperti itu, Sarah bahkan bebas membawa teman-temannya masuk saoraja,dan tidak memberi aturan pada teman-temannya untuk memanggilnya dengan nama lengkap, Andi sarah!

Katup toleransi mama dan papanya,tiba-tiba tertutup rapat, saat sarah mengajukan keinginan untuk mengikuti kontes kecantikan tingkat nasional. "Mau jadi model, mau jadi selebritis? Memangnya kamu belum merasa dikenal terlahir dari orangtua secakep papa?" awalnya papanya menanggapinya dengan lelucon, karena dia juga mengganggap sarah hanya bercanda.

"Sarah serius, pa."


Papanya yang lagi asyik baca koran, merasa terusik dengan kalimat itu. Keinginan sarah itu, tidak hanya mengerutkan kening papanya,tapi juga mamanya yang sedang sibuk mengaduk teh celup.

"Apa aku kurang pantas jadi model?" Kepercayaan diri sarah,seolah runtuh melihat reaksi mama dan papanya, yang seolah tak memantaskan dirinya untuk jadi model. Padahal keinginannya untuk menjadi model, bukan hanya dia merasa cantik, tapi juga untuk yang kesekian kalinya, dia telah menjadi yang terbaik dalam adu kecerdasan,tingkat propinsi,bahkan nasional.
Bahasa asingnya pun tak hanya bahasa inggris, tapi juga nihon-go, bahkan mandarin.

Terlebih, keinginannya untuk ikut ajang ratu kecantikan itu, karena dia ingin mewujudkan niatnya untuk keliling dunia, bukan untuk shoping, tapi melihat kekuasaan Tuhan yang lain, dan membagi kasih lewat kegiatan2 sosial yang biasa di lakukan para pemenang kontes kecantikan.

"Papa tidak setuju, titik!" Tegas papanya saat seluruh argument dia lontarkan untuk meloloskan keinginannya. Papanya bahkan menghempaskan koran yang di bacanya, lalu meninggalkan sarah yang masih menatapnya penuh harap.
Mamanya yang melihat kesedihan di wajah sarah, mencoba menyentuh hati sarah dengan bujukan dan belaian. Tapi sentuhan itu tak berasa ke hati, karena mamanya pun tak memberi restu, cara penolakannya saja yang berbeda.

"Sarah, papamu benar. Apa sih asyiknya jadi model? Karena terkenal? Punya banyak uang? Harta dan ketenaran bukan jaminan kebahagiaan. Papamu nggak ingin kamu jadi sorotan publik, jadi bahan gosip, bahkan dicaci."

"Ma, kenapa terlalu picik memandang selebritis? Selebritis apalagi model terpilih bukan hanya karena cantiknya, tapi juga kepinteran dan sikapnya selama di karantina."

"Tapi apa yang terjadi setelah dia keluar dari karantina? Jadi bahan gunjingan, sikap bahkan senyumnya pun selalu jadi bahan kontroversi. Kamu mau, sebagai ningrat yang terpandang, tinggal di dalam saoraja, lalu digunjing sana sini? Kamu mau pintu saoraja ini tiap hari di ketuk wartawan, untuk meminta komentar mama dan papa tentangmu?

Orang lain boleh bangga, tapi mama dan papamu mengganggapnya aib. Mama sudah bangga dengan prestasi kamu di sekolah, mama nggak ingin lebih dari itu. Jangan pikir jadi selebritis itu asyik, kecuali kalau untuk bikin sensasi!"

Sepertinya tak ada celah lagi. Tak ada harapan untuk mewujudkan keinginannya itu. Jalan keluarnya Sarah memilih keluar rumah untuk sementara.

"Sarah bukan marah sama mama dan papa. Sarah cuman ingin melihat dunia luar, kebetulan ada temanku yang mengajak jalan-jalan ke kampungnya di Sulawesi Barat."

Mama dan papanya seolah mengerti jika Sarah pergi membawa kecewa, dan mereka sepertinya tahu jika putrinya tak akan menyimpan benci apalagi dendam. Kasih sayang yang mereka curahkan selama ini cukup untuk menjaga Sarah saat jauh dari mereka.

"Papa melarangmu ikut ajang pemilihan model itu, karena mencintaimu. Kami tidak ingin publik merasa memilikimu sebagai idolanya, lalu memisahkanmu dari kami. Papa sudah terlalu tua untuk mendengar kalimat sumbang tentang dirimu, jika kelak kamu betul-betul jadi selebritis."

Mamanya mengangguk mengiyakan kalimat papanya, juga mengiyakan kepergian sarah. Mendengar kalimat papanya, melihat tatapan tulus mamanya, kekesalan yang terpendam di balik dadanya,luluh seketika. Dia berat untuk melangkah, meninggalkan halaman saoraja, tapi dia terlanjur berjanji pada Fauziah, teman sekolahnya, untuk berkunjung ke kampungnya

"Semoga kamu betah!"
Kalimat itu yang pertama diucapkan Fauziah saat Sarah tiba di sebuah rumah sederhana yang halamannya masih bisa dibanguni rumah type tiga kamar, jika saja tak di tumbuhi pepohonan.

"Kata papamu, kamu mau ikut pemilihan...?"

"Jadi papaku cerita ke kamu?" potong Sarah.

"Dia cerita saat menelponmu kemarin. Ehh... kalau jadi selebritis, pilih aku jadi manajermu, ya...?"

"Nggak lucu!" ketus Sarah sambil menghempaskan tubuhnya di atas kasur kapuk yang masih lumayan empuk.

"Mau tahu kenapa selebritis suka pake manajer?"
Sarah tetap diem, meski dari mimik Fauziah, dia tahu Fauziah masih ingin menggodanya.
"Karena selebritis itu taunya cuman nyanyi, akting, bikin sensasi biar terkenal. Jangan harap dia pintar matematika, bagi waktu saja nggak tahu kalau bukan manajer."

Sarah akhirnya tersenyum juga mendengar lelucon sahabatnya.

"Disini ada juga ajang pemilihan model."

"Tingkat kampung..? Hasilnya jadi model kampungan juga!" potong Sarah.

"Benar, kamu nggak mau ikut?" ucap Fauziah serius.
Mau tak mau kening Sarah akhirnya berkerut, bagaimana mungkin dia yang bermimpi untuk ikut ajang pemilihan model tingkat nasional, malah di seret untuk ikut yang tingkat kampung. Apa memang ada pemilihan di kampung?
Melihat kening Sarah tak juga mulus, dia menarik tangan sahabatnya, dan meminta Sarah mengikuti langkahnya.

"Capek nih, emang kita mau kemana sih...?" tanya Sarah di antara desah nafasnya yang kelelahan mengikuti langkah Fauziah.
Fauziah yang ditanya tetap diam, hanya memperlambat langkah, karena dia tahu Sarah tak pernah berjalan kaki lebih dari satu kilometer, sementara perjalanan yang harus di tempuhnya lebih kurang tujuh kilometer.

"Apa nggak ada angkot nih..?"

"Kalau mau jadi selebritis, nggak boleh cengeng, manja! Ntar kalo banyak yang minta tanda tangan, banyak jadwal show 'kan kewalahan."

"Tapi ini bukan kerjaan selebitis, Fauziah. Ini kerjaan orang kampung sepertimu," ucap Sarah kesal.

Meski bernada kesal dan kelelahan, Sarah sebenarnya suka berpetualang seperti itu. Menelusuri jalan setapak berbatu yang diteduhi pepohonan. Keringat yang bercucuran, kering tertiup udara segar. Setelah menempuh tiga jam perjalanan, mata Sarah terbelalak melihat di tengah hutan lebat itu terdapat perkampungan yang rumah penduduknya terbuat dari rumah kayu yang sudah sangat lapuk.

"Aku hampir tiap hari kesini."

"Untuk.......?" Pertanyaan Sarah terhenti melihat seorang bocah kurus tanpa balutan baju,mendekati Fauziah. Setelah menyalami Fauziah, bocah itu berlari dan berteriak. Hampir seluruh warga kampung keluar dari rumah dan menyalami Fauziah.

"Mereka mengenalmu..?"

"Aku yang pertama kali mendapatkan mereka. Saat itu anak-anak mereka terkena busung lapar. Tinggal di daerah yang terisolasi, membuat mereka tak bisa bertindak apa-apa. Dia tahu anaknya lapar, tapi dia juga tahu tak ada yang bisa di panen dari kebunnya, setelah dilanda kemarau sepanjang tahun."

Sarah seperti terjaga dari mimpinya untuk menjadi model. Ternyata, terlalu mengada-ada, jika dia bermimpi untuk keliling dunia demi membagi kasih pada anak-anak kalaparan,penderita aids, seperti yang di lakukan para pemenang kontes kecantikan. Sementara di negrinya sendiri, dia tak pernah berbuat apa-apa.

"Selamat dari busung lapar, saat aku berhasil menjadi katalisator antara mereka dengan pemda. Kini beberapa di antara anak mereka terserang lumpuh layuh."

Kelumpuhan itu seolah ikut menyerang persendian Sarah. Dia ingin berbuat sesuatu tapi tak tahu apa yang harus dilakukannya di tengah ketidak-berdayaan. Dalam hati, dia mencaci dirinya yang selama ini ingin berbuat baik setelah dirinya terkenal, tidak seperti Fauziah di kenal karena kebaikannya. Tanpa menunggu Fauziah melangkah duluan, dia mendekati seorang anak dalam gendongan ibunya.
Tatapan anak kecil itu hampa, mungkin seperti tatapannya saat dia tak punya harapan untuk menaklukan papanya memberi restu ikut pemilihan model.

Tangan Sarah terulur untuk mengambil anak itu dari gendongan ibunya. Dia ingin sekali memeluknya, tapi anak kecil itu menggeleng. Sarah tak patah arang. Dia akan memeluknya dengan cara lain; Memanggilkan tim kesehatan untuk berkunjung ke kampung yang terpencil itu.
Sarah jadi tak ingin pulang. Kemegahan saoraja terlupakan.... Perselisihan dengan mama dan papanya, ingin jadi selebritis. Ingin berbuat baik sebaiknya di mulai dengan orang-orang terdekat,dari hal-hal yang terkecil! Dan seharusnya tidak digembor gemborkan apalagi dijadikan ajang mencari sensasi.


"Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain"

Jangan Berhenti Berbuat Baik

Dia hampir saja tidak melihat wanita tua yang berdiri di pinggir jalan itu, tetapi dalam cahaya berkabut ia dapat melihat bahwa wanita tua itu membutuhkan pertolongan. Lalu ia menghentikan mobil Pontiacnya di depan mobil Mercedes wanita tua itu, lalu ia keluar dan menghampirinya.

Walaupun dengan wajah tersenyum wanita tua itu tetap merasa khawatir, karena setelah menunggu beberapa jam tidak ada seorang pun yang menolongnya. Apakah lelaki itu bermaksud menyakitinya?

Lelaki tersebut penampilanya tidak terlalu baik, ia kelihatan begitu memprihatinkan. Wanita tua itu dapat merasakan kalau dirinya begitu ketakutan, berdiri sendirian dalam cuaca yang begitu dingin, sepertinya lelaki tersebut tahu apa yang ia pikirkan. Lelaki itu berkata "Saya kemari untuk membantu anda bu, kenapa anda tidak menunggu di dalam mobil bukankah di sana lebih hangat? oh ya nama saya Bryan ..."

Yach memang dia sudah terlalu lelah apalagi untuk wanita setua dirinya, hal ini benar-benar terasa berat. Bryan masuk kedalam kolong mobil wanita tua itu untuk memperbaiki yang rusak.

Akhirnya ia selesai, tetapi dia kelihatan begitu kotor dan lelah, wanita tua itu membuka kaca jendela mobilnya dan berbicara kepadanya. Ia berkata bahwa ia dari St Louis dan kebetulan lewat jalan ini. Dia merasa tidak cukup kalau hanya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Wanita tua itu berkata berapa yang harus ia bayar, berapapun jumlahnya yang ia minta tidak menjadi masalah, karena ia membayangkan apa yang akan terjadi jika lelaki tersebut tidak menolongnya.

Bryan hanya tersenyum. Bryan tidak mengatakan berapa jumlah yang harus dibayar, karena baginya menolong orang bukanlah suatu pekerjaan. Ia yakin apabila menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan tanpa suatu imbalan suatu hari nanti Tuhan pasti akan membalas amal perbuatanya.

Ia berkata kepada wanita tua itu : "Bila dirimu benar-benar ingin membalas jasanya, suatu saat nanti apabila melihat seseorang yang membutuhkan pertolongan maka tolonglah orang tersebut ... dan ingatlah pada saya" . Bryan menunggu sampai wanita tua itu menstater mobilnya dan menghilang dari pandangan.



Setelah berjalan beberapa mil wanita tua itu melihat kafe kecil, lalu ia mampir kesana untuk makan dan beristirahat sebentar. Seorang pelayan wanita datang dan memberikan handuk bersih untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Wanita tua itu memperhatikan bahwa sang pelayan sedang hamil, dan ia masih begitu muda. Lalu ia teringat kepada Bryan..

Setelah wanita tua itu selesai makan dan sang pelayan sedang mengambil kembalian untuknya, wanita tua itu pergi keluar secara diam-diam.

Setelah kepergiannya sang pelayan kembali, pelayan itu bingung kemana wanita tua itu pergi, lalu ia menemukan secarik kertas di atas meja dan uang $1000. Ia begitu terharu setelah membaca apa yang ditulis oleh wanita tua itu : "Kamu tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah menolong saya, oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu lakukan : "Jangan pernah berhenti untuk memberikan cinta dan kasih sayang".

Malam ketika ia pulang dan pergi tidur, ia berfikir mengenai uang dan apa yang ditulis oleh wanita tua itu. Bagaimana wanita itu bisa tahu kalau ia dan suaminya sangat membutuhkan uang untuk menanti kelahiran bayinya?

Ia tahu bagaimana suaminya sangat risau mengenai hal ini, lalu ia memeluk suaminya yang terbaring disebelahnya dan memberikan kecupan yang lembut sambil berbisik : "Semuanya akan baik-baik saja, I Love You Bryan".

Segala sesuatu yang berputar akan selalu berputar. Namun ingatlah satu hal : "Jangan pernah berhenti untuk berbuat baik"

They Need You!

Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.

Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.

Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara.
Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.

Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.

Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.

Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.

Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.

Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.

Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita di dalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?

Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.

Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya.
Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengana kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.

Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.

Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang opa.

Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.

Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.

Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?

Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.

Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.

Jika kamu menerima e-mail ini berarti masih ada orang yang peduli kepadamu untuk mengingatkan jasa kedua orang tuamu.

When was the last time you chat to your parent?
THEY NEED YOU!

Kasih dan Komitmen

Aku sangat menikmati saat-saat kesendirianku seperti sekarang ini... waktu dimana segalanya adalah milikku seorang... tidak perlu terlalu pusing dengan birokrasi bertele-tele untuk sekedar menghirup udara segar di luar dan bercengkrama dengan matahari sesukaku...berlari sejenak dari belenggu aktifitas yang mengurung langkah kecilku... totally free!!

Dalam balutan jeans setengah belel dan t-shirt putih kebangsaan, sekarang aku sudah ikut bergelantungan dengan belasan penumpang lainnya di sebuah angkutan kota...phiuuuhhh...untung saja aku berdiri cukup dekat dengan pendingin ruangan, kalau tidak...aroma beraneka warna bisa mengusik ketenanganku siang ini...

Perlahan pintu bus terbuka ketika berhenti di depan halte tujuan...ringan kulangkahkan kaki dan tak lama kemudian sudah ikut berbaur dalam lautan manusia... ekspresi dan reaksi mereka adalah hal yang sangat menarik untukku... secara pribadi, aku memang menyukai seni 'How to Dealing with People'... berpikir dan mencerna dalam hati...untuk kemudian tersenyum sendiri...hehehe, untung saja selama ini tidak pernah ada yang menganggap aku gila karena kerapkali tersenyum dalam kesendirian....

Tumpukan botol softdrink di hadapanku tampak begitu menggiurkan di siang hari yang menyengat ini... perlahan aku menghampirinya dan segera berubah pikiran saat aku menemukan sekotak sari kacang hijau dingin juga ada disana... yaa, aku memang pecandu kacang hijau...

Mengambil posisi duduk dekat dengan kios minuman ini, aku kembali melakoni fantasiku, bercengkrama dengan orang-orang yang lalu lalang melalui imajinasiku...

Namun sepasang manusia ini begitu menarik untuk terus kupandangi... mereka tampak begitu mesra dan saling menyayangi...sesekali sang pria mengusap peluh di kening kekasihnya yang masih juga tersipu malu-malu... mereka terus bercengkrama seolah tidak ada seorangpun disekitar mereka...aku tersenyum sendiri memperhatikan tingkah polahnya...

Kalau mereka adalah sepasang pria dan gadis belia...mungkin apa yang mereka pertontonkan tidak akan menjadi terlalu istimewa bagiku... tapi mereka adalah pasangan yang kutaksir berumur sekitar kepala enam... gosshh!!

Hmm, jujur aku merasa iri dengan apa yang mereka miliki berdua... tapi mungkin ini bukan perasaan iri...tapi lebih kepada rasa ingin tahu...bagaimana caranya mereka bisa terus mempertahankan kemesraan setelah sekian lama bersama...

Aku melangkah pasti ke arah mereka untuk kemudian pura-pura menjatuhkan music playerku dekat dengan kaki sang nenek... Mereka berdua tersenyum ke arahku... spontan lelaki tua ini menunduk dan membantuku untuk memungutnya... aku segera berucap maaf ...

Tidak sulit untuk memulai suatu percakapan yang hangat dengan mereka... sampai akhirnya aku mengutarakan secara jujur rasa ingin tahu yang berkecamuk...

Sang kakek seraya terus menggenggam tangan kekasihnya berucap 'aku sudah berkomitmen pada diriku sendiri untuk mencintainya seumur hidupku...kurasa itulah yang membuat kami mampu bertahan untuk terus bersama setelah melewati begitu banyak peristiwa'... tidak mau kalah... sang nenekpun berkata 'aku sudah mengikatkan diriku penuh kepadanya, menutup mata dan hatiku dari dunia lain selain dia'...

Aku Mencintaimu Karena Engkau Adalah Jalanku Untuk Mencintai Allah

Hari itu di pemakaman, siang begitu terik dan menyengat. Para pelayat yang kebanyakan berbaju hitam memadati lokasi pemakaman. Di antara begitu banyak orang, wanita cantik itu berdiri mengenakan pakaian dan kerudung berwarna putih, ekspresi tenang terlihat di raut wajah yang tersaput kesedihan.

Pada saat penguburan berlangsung, sebelum jenazah dimasukkan ke liang lahat, wanita itu mendekati jenazah yang terbungkus kain kafan kemudian mencium bagian kening jenazah dan membisikkan kata-kata tak terdengar dengan perasaan dan suasana yang sulit kulukiskan. Aku melihat keharuan di antara para pelayat menyaksikan adegan itu.

Wanita itu adalah istri dari laki-laki yang pada hari itu dikubur. Setelah acara penguburan selesai satu persatu pelayat mengucapkan kalimat duka cita kepada wanita tersebut yang menyambut ucapan itu dengan senyuman manis dan kesedihan yang telah hilang dari wajahnya, seolah-olah pada saat yang seharusnya menyedihkan itu dia merasa bahagia.

Kudekati wanita itu.

"Kak, yang sabar ya, insya Allah abang diterima dengan baik di sisi-Nya," ujarku perlahan. Dia menatapku dengan senyuman tanpa kata-kata. Rasa penasaran menyeruak dalam hatiku melihat ekspresinya. Tapi perasaan itu tidak kuungkapkan.

Beberapa hari setelah pemakaman itu, aku datang ke rumah wanita itu.
Kudapati ia sedang mengurus kembang mawar putih seperti apa yang sering
dilakukannya. Kusapa dia dengan wajar, "Assalaamu'alaikum, sedang sibuk
kak?" tanyaku

"Wa'alaikusallam. .. Oh adik, ayo duduk dulu," jawabnya seraya membereskan perlengkapan tanaman.

"Saya mengganggu kak?" tanyaku lagi,

"Kenapa harus mengganggu dik, ini kakak sedang menyiapkan bunga untuk dzikir nanti malam," jawabnya.

Sesaat setelah jawaban terakhir suasana hening terjadi di antara kami.
Dengan hati-hati kuajukan perasaan yang selama beberapa hari mengganjal di hatiku. "Kak, apakah kakak tidak merasa sedih dengan kepergian abang?" tanyaku.

Dia menatapku dan berkata, "Kenapa adik bertanya seperti itu?"

Aku tidak segera menjawab karena takut dia tersinggung, dan, "Karena kakak justru terlihat bahagia menurut adik, kakak tersenyum pada saat pemakaman dan bahkan tidak mencucurkan airmata pada saat kepergian abang," ujarku.

Dia menatapku lagi dan menghela nafas panjang. "Apakah kesedihan selalu
berwujud air mata?" Sebuah pertanyaan yang tidak sanggup kujawab. Kemudian dia meneruskan kembali perkataanya. "Kami telah bersama sekian lama, sebagai seorang wanita aku sangat kehilangan laki-laki yang kucintai, tapi aku juga seorang istri yang memiliki kewajiban terhadap seorang suami. Dan keegoisanku sebagai seorang wanita harus hilang ketika berhadapan dengan tugasku sebagai seorang istri," katanya tenang.

"Maksud kakak?" aku tambah penasaran.

"Sebuah kesedihan tidak harus berwujud air mata, kadang kesedihan juga
berwujud senyum dan tawa. Kakak sedih sebagai seorang wanita tapi bahagia sebagai seorang istri. Abang adalah seorang laki-laki yang baik, yang tidak hanya selalu memberikan pujian dan rayuan tapi juga teguran. Dia selalu mendidik kakak sepanjang hidupnya. Abang mengajarkan kakak banyak hal. Dulu abang selalu mengatakan sayang pada kakak setiap hari bahkan dalam keadaan kami tengah bertengkar. Kadang ketika kami tidak saling menyapa karena marah, abang menyelipkan kata sayang pada kakak di pakaian yang kakak gunakan. Ketika kakak bertanya kenapa? abang menjawab, karena abang tidak ingin kakak tidak mengetahui bahwa abang menyayangi kakak dalam kondisi apapun, abang ingin kakak tau bahwa ia menyayangi kakak. Jawaban itu masih kakak ingat sampai sekarang. Wanita mana yang tidak sedih kehilangan laki-laki yang begitu menyayanginya? Tapi ..."

Dia menghentikan kata-katanya.

"Tapi apa kak?" kejarku.

"Tapi sebagai seorang istri, kakak tidak boleh menangis," katanya tersenyum.

"Kenapa?" tanyaku tidak sabar. Perlahan kulihat matanya menerawang.

"Sebagai seorang istri, kakak tidak ingin abang pergi dengan melihat kakak sedih, sepanjang hidupnya dia bukan hanya laki-laki tapi juga seorang suami dan guru bagi kakak. Dia tidak melarang kakak bersedih, tapi dia selalu melarang kakak meratap, kata abang, Allah tidak suka melihat hamba yang cengeng, dunia ini hanya sementara dan untuk apa ditangisi."

Wanita itu melanjutkan, "pada satu malam setelah kami sholat malam
berjamaah, abang menangis, tangis yang tidak pernah kakak lupakan, abang berkata pada kakak bahwa jika suatu saat di antara kami meninggal lebih dahulu, masing-masing tidak boleh menangis, karena siapa pun yang pergi akan merasa tidak tenang dan sedih, sebagai seorang istri, kakak wajib menuruti kata-kata abang."

"Pemakaman bukanlah akhir dari kehidupan tapi adalah awal dari perjalanan, kematian adalah pintu gerbang dari keabadian. Saat di dunia ini kakak mencintai abang dan kita selalu ingin berada bersama dengan orang yang kita cintai, abang adalah orang baik. Dalam perjalanan waktu abang lah yang pertama kali dicintai Allah dan diminta untuk menemui-Nya, abang selalu mengatakan bahwa baginya Allah SWT adalah sang Kekasih dan abang selalu mengajarkan kakak untuk mencintai-Nya. Saat seorang Kekasih memanggil apakah kita harus bersedih? Abang bahagia dengan kepergiannya. Dalam syahadatnya abang tersenyum dan sungguh egois jika kakak sedih melihat abang bahagia," sambungnya.

Tanpa memberikan kesempatan untuk aku berkata, serangkaian kata terus
mengalir dari wanita itu,

"Kakak bahagia melihat abang bahagia dan kakak ingin pada saat terakhir
kakak melihat abang, kakak ingin abang tau bahwa baik abang di dunia maupun di akhirat kakak mencintainya dan berterima kasih pada abang karena abang telah meninggalkan sebuah harta yang sangat berharga untuk kakak yaitu cinta pada Allah SWT. Dulu abang pernah mengatakan pada kakak jika kita tidak bisa bersama di dunia ini kakak tidak perlu bersedih karena sebagai suami istri, kakak dan abang akan bertemu dan bersama di akhirat nanti bahkan di surga selama kami masih berada dalam jalan Allah. Dan abang telah memulai perjalanannya dengan baik, doakanlah kakak ya dik semoga kakak bisa memulai perjalanan itu dengan baik pula. Kakak sayang abang dan kakak ingin bertemu abang lagi."

Kali ini kulihat kakak tersenyum dan dalam keheningan taman aku tak mampu berkata-kata lagi.

Saya ingin seperti Ayah saya

Suatu hari suami saya rapat dengan beberapa rekan bisnisnya yang kebetulan mereka sudah mendekati usia 60 tahun dan dikaruniai beberapa orang cucu. Di sela-sela pembicaraan serius tentang bisnis, para kakek yang masih aktif itu sempat juga berbagi pengalaman tentang kehidupan keluarga di masa senja usia.

Suami saya yang kebetulan paling muda dan masih mempunyai anak balita, mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, dan untuk itu saya merasa berterima kasih kepada rekan-rekan bisnisnya tersebut. Mengapa? Inilah kira-kira kisah mereka......

Salah satu dari mereka kebetulan akan ke Bali untuk urusan bisnis, dan minta tolong diatur tiket kepulangannya melalui Surabaya karena akan singgah ke rumah anaknya yang bekerja di sana.

Di situlah awal pembicaraan 'menyimpang' dimulai.
Ia mengeluh, "Susah anak saya ini, masak sih untuk bertemu bapaknya saja sulitnya bukan main."
"Kalau saya telepon dulu, pasti nanti dia akan berkata jangan datang sekarang karena masih banyak urusan. Lebih baik datang saja tiba-tiba, yang penting saya bisa lihat cucu."

Kemudian itu ditimpali oleh rekan yang lain. "Kalau Anda jarang bertemu dengan anak karena beda kota, itu masih dapat dimengerti," katanya. "Anak saya yang tinggal satu kota saja, harus pakai perjanjian segala kalau ingin bertemu."

"Saya dan istri kadang-kadang merasa begitu kesepian, karena kedua anak saya jarang berkunjung, paling-paling hanya telepon."

Ada lagi yang berbagi kesedihannya, ketika ia dan istrinya mengengok anak laki-lakinya, yang istrinya baru melahirkan di salah satu kota di Amerika. Ketika sampai dan baru saja memasuki rumah anaknya, sang anak sudah bertanya, "Kapan Ayah dan Ibu kembali ke Indonesia?"
"Bayangkan! Kami menempuh perjalanan hampir dua hari, belum sempat istirahat sudah ditanya kapan pulang."
Apa yang digambarkan suami saya tentang mereka, adalah rasa kegetiran dan kesepian yang tengah melanda mereka di hari tua. Padahal mereka adalah para profesional yang begitu berhasil dalam kariernya.

Suami saya bertanya, "Apakah suatu saat kita juga akan mengalami hidup seperti mereka?" Untuk menjawab itu, saya sodorkan kepada suami saya sebuah syair lagu berjudul Cat's In the Cradle karya Harry Chapin. Beberapa cuplikan syair tersebut saya terjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia agar relevan untuk konteks Indonesia.

Serasa kemarin ketika anakku lahir dengan penuh berkah. Aku harus siap untuknya, sehingga sibuk aku mencari nafkah sampai 'tak ingat kapan pertama kali ia belajar melangkah. Pun kapan ia belajar bicara dan mulai lucu bertingkah Namun aku tahu betul ia pernah berkata, "Aku akan menjadi seperti Ayah kelak" "Ya betul aku ingin seperti Ayah kelak"
"Ayah, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Nak, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"
Ketika saat anakku ulang tahun yang kesepuluh; Ia berkata, "Terima kasih atas hadiah bolanya Ayah, wah ... kita bisa main bola bersama. Ajari aku bagaimana cara melempar bola"

"Tentu saja 'Nak, tetapi jangan sekarang, Ayah banyak pekerjaan sekarang" Ia hanya berkata, "Oh ...."
Ia melangkah pergi, tetapi senyumnya tidak hilang, seraya berkata, "Aku akan seperti ayahku".
"Ya, betul aku akan sepertinya"

"Ayah, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Nak, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti, dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"
Suatu saat anakku pulang ke rumah dari kuliah; Begitu gagahnya ia, dan aku memanggilnya, "Nak, aku bangga sekali denganmu, duduklah sebentar dengan Ayah"
Dia menengok sebentar sambil tersenyum, "Ayah, yang aku perlu sekarang adalah meminjam mobil, mana kuncinya?" "Sampai bertemu nanti Ayah, aku ada janji dengan kawan"
"Nak, jam berapa nanti pulang?"
"Aku tak tahu 'Yah, tetapi kita akan punya waktu bersama nanti dan tentu saja kita akan mempunyai waktu indah bersama"

Aku sudah lama pensiun dan anakku sudah lama pergi dari rumah; Suatu saat aku meneleponnya.
"Aku ingin bertemu denganmu, Nak" Ia bilang, "Tentu saja aku senang bertemu Ayah, tetapi sekarang aku tidak ada waktu. Ayah tahu, pekerjaanku begitu menyita waktu, dan anak-anak sekarang sedang flu. Tetapi senang bisa berbicara dengan Ayah, betul aku senang mendengar suara Ayah"

Ketika ia menutup teleponnya, aku sekarang menyadari; Dia tumbuh besar persis seperti aku; Ya betul, ternyata anakku persis seperti aku. Rupanya prinsip investasi berlaku pula pada keluarga dan anak. Seorang investor yang berhasil mendapatkan return yang tinggi, adalah yang selalu peduli dan menjaga apa yang diinvestasikannya. Saya sering melantunkan cuplikan syair tersebut dalam bahasa aslinya,

"I'm gonna be like you, Dad, you know I'm gonna be like you",

kapan saja ketika suami saya sudah mulai melampaui batas kesibukannya. Ternyata cukup manjur. "Lutfi ... ayo kita kasih makan kelinci," katanya kepada anak kami yang berusia 3 tahun.

Prinsip diatas dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sehari hari maupun dalam tugas kerja kita mengembangkan manusia yang menjadi tanggung jawab kita ataupun bawahan kita.
Apabila kita mempunyai bawahan dengan kwalitas kerja yang kurang atau di bawah standard maka...... sadarlah bahwa kejadian ini mungkin merupakan refleksi atau bentukan dari diri kita sendiri jadi jangan salahkan mereka.... jangan mem"vonis" mereka tapi coba cari titik awal timbulnya masalah, dan coba introspeksi.

bgini klo lagi kerja

Jadi gini neh klo kita lagi pada di kantor,

bos kagak ada:, si bos manggil:, klo rapat:,
Training:, istirahat:, sebelum libur:,
siap-siap untuk liburan:, yess besok libur: ,
target tercapai:, target ke lewat:,
mission impossible from the boss :, 2 jam lembur:,
lembur smaleman: , harus gawe pas libur?:,
klo ketemu klien:,berbuat ksalahan pas kerja:,
dapet penghargaan:, lagi prustasi:,
kagak dapet gaji:,
dapet info:ga ada bonus taun ini: