Minggu, 19 Oktober 2008

Sepotong cinta dalam diam

Kau pasti tahu sakitnya cinta yang tak terkatakan

Cinta yang mampu di dekap dalam bungkam

Kata orang bahkan diam berbicara

Tapi,,menurutku,hal itu tidak berlaku dalam cinta

Sebab cinta harus di ekspresikan dan pantang di bawa diam

Sebab cinta harus dinyatakan,lalu di buktikan dengan sikap

Begitu seharusnya cinta

Hari-hariku adalah penantian

Perasan gelisah yang kupikir tidak mungkin ada

Menjadi realitas yang harus ku hadapi

Dulu,aku memang menghindar dari perasaan itu

Jatuh cinta,untuk apa?

Aku orang miskin yang harus menyelesaikan sekolah

Dan juga seabrek tanggung jawab

Sebab ayahku,salah satu lelaki yang ku hormati

Telah lama di tinggal ibu

Aku tumbuh menjadi seorang lelaki

Hidupku bagiku merupakan perjungan keras tanpa batas

Tak jarang aku seperti kapal kecil yang berjalan tanpa rasi bintang

Terapung-apung,sesekali membentur karang

Namun,meliahatmu pertama kali di mesjid sore itu

Hatiku begitu saja berbicara

Kau adalah perempuanku,takdirku!

Untuk pertama kali hidup tak sekedar mengalir

Sebab,kini,aku punya cita-cita

Siapa yang bisa memilih cinta,siapa yang bisa memutusakan cinta harus hadir

Dan kepada siapa cinta harus tumbuh

Sebab cinta adalah anugrah

Rahasianya yang unik dan barangkali tak selalu bias di jelaskan

Aku mencintaimu,perempuan.

Tanpa keraguan,dan dengan keyakinan penuh,aku menjatuhkan pilihan

Dan aku bukan lelaki yang gampang menentukan pilihan

Aku adalah lelaki yang memilih

Dan sekaligus menerima resiko atas pilihan yang ku buat

Tak ada kata mundur

Mereka bilang mustahil,barangkali ada benarnya

Tapi,bukankah Tuhan adalah tampat bagi semua kemustahilan?

Itulah kenapa,dalam iman yang tak seberapa

Selama delapan tahun ini telah ku sandarkan jawaban do’a padanya

Cita-cita untuk bisa menjadi tua bersamamu

Adapun penantian panjang yang kulalui

Biarlah menjadi bagian sejarahbetapapun sakit dan membuatku tesiksa

Memandangmu dalam realita memang perih

Luka di atas luka tersiram cuka

Aku melihatmu hari ini,indah seperti biasa

Kau menggunakan baju rok n blus bermotif pink da biru

Dua warna yang menjadi favoritmu

Sebelas tahun berlalu,perempuan

kau tetap satu-satunya perempuan yang membuatku sabar dan rajin berdoa

waktu memang telah berlalu sangat cepat tanpa bisa di cegah

harus ku akui itu sama sekali tidak mengurangi keindahan perempuanku

satu wajah daun sirih yang hitam manis,tawa cerahmu,dan sorot mata keibuan

ketika di tempat-tempat lain ketulusan tetap menguap

dan sulit di temukan,aku pun datang,kepadamu

sebab pada wajah sederhana namun indah milikmu

kunikmati ketulusan melimpah

maka,dalam diam harapan kujahit

suatu hari aku akan di sisimu,saat matahari terbit

semoga kau bisa melihat perubahan yang telah ku buat dalam hidup

beberpa cerpen telah ku tulis sebagian ada yang telah ku bukukan

terima kasih telah menjadi sumber abadi inspirasiku

semoga kau tidak keberatan

selalu ku tulis inisial namamu di setiap tulisan

dengan cara itu aku terus berusaha bersamamu

menjaga cit-cita juga kesetiaan

aku tidak menyakahkan jika tak ada yang percaya

bagaimana aku sebagai lelaki yang memiliki kebutuhan

bisa tetap sendiri dan tidak tergoda macam-macam

kesalahan mereka adalah,mengira aku sendiri

mereka tidak memahami wajahmu yang menyapaku setip pagi di komputerku

mereka tidak melihat fotomu yang tersely di dompetku

meski lusuh dan berukuran sangat kecil

maafkan aku mengambilnya tanpa meminta

tapi foto itu telah memberiku energi

mereka juga tidak tahu sosokmu yang terlukis di dalam hati

dan tak pernah pudar,meski belasan tahun berlalu

dari jauh,ku lihat kau bahagia dengan kehidupanmu

itu membuatku senang,meski di satu sisi menorehkan luka

bukankah cinta harus bahagia atas kebahagiaan yang di cintai

dan tidak membiarjan di rusak ego semata?

Kau tidak tahu betapa sulitnya untuk tetap dalam ketulusan

Untuk tidak mengirim surat-surat ini padamu sampai waktunya tiba

Untuk menyimpan cinta dalam diam

Dan melewati hari dengan hati teriris-iris oleh rindu,cinta cemburu.

Pernah aku menangis dan ingin menyerah atas cinta yang dia pilihkan untukku

Tapi,perempuanku juga keajaiban yang di kirimkan Tuhan.

Untuk anugrah sebesar itu aku hanya perlu bersabar

Akuharap surat ini sampai padamu

Sekaligus ku kirimkam surat-surat sebelumnya yang tak pernah ku kirim

Hanya dua alasan yang membuatku mengirimkan surat ini besert bingkisan yang telah ku siapkan sejak delapan tahun lalu dan selalu ku simpan dengan baik

Sejak aku mengenalmu telah ku tekadkan untuk menyerahkan semua ungkapan prasaan dan bukti kesungguhanku padamu jika masanya tiba.

Jika Allah memberi pertanda dan membuang satu kemusthilan

sehingga aku bisa bersamamu.

Kedua,jika aku merasa waktuku akan tibatak lama lagi.

Tiga tahun ini,kesehatanku memang kurang baik.

Mungkin pengaruh masa muda dulu.

Satu-satunya yang kusesali adalah itu tak bisa membuatku mengejar wjahmu,dan menikmati keindahan dan ketulusan.

Hal yang dulu selalu ku lakukan,memandang dari jauh dari depan rumah dimana daun-daun nusaindah terserak.melihatmu bicara

dan tertawa membuatku merasa hidup

barangkali memang harus begini ketentuan Allah

bahwa selamanya aku bisa memilikimu dalam angan,harapan,dan impian

tak pernah ku sesali pilihan yang ku buat

sebab,bisa memiliki harapan untuk bersamamu lebih dari cukup bagiku

sebab,seperti yang pernah ku katakana sebelumnya,

aku tak pernah punya cita-cita

dan perempuanku yang memberiku cita-cita itu

aku mencintaimu,teramat sangat

pada batas terdalam cinta yang mungkin di rasakan seseorang

dan telah ju buktikan semampuku

delapan belas tahun meneropong kebahagiaanmu

melihat anak-anakmu tumbuh besar,memberiku rasa aman

sebab kini aku tahu sekalipun aku tak ada,

mereka akn menjadi perisai dan yang baik bagimu

bingkisan ini harus ku sampaikan kepadamu

bagian dari harapan indah yang ku bangun

Tidak ada komentar: